TINSUGI

Jika Esok Tak Pernah Datang

Jika Esok Tak Pernah Datang
Bila kutahu ini akan menjadi terakhir kalinya kulihat dirimu terlelap tidur, Aku akan menyelimutimu dengan lebih rapat dan berdoa kepada Tuhan agar menjaga jiwamu.
Bila kutahu ini akan menjadi terakhir kalinya kulihat dirimu melangkah keluar pintu, Aku akan memelukmu erat dan menciummu dan memanggilmu kembali untuk melakukannya sekali lagi.
Bila kutahu ini akan menjadi terakhir kalinya kudengar suaramu memuji, Aku akan merekam setiap kata dan tindakan dan memutarnya lagi sepanjang sisa hariku.
Bila kutahu ini akan menjadi terakhir kalinya, aku akan meluangkan waktu ekstra satu atau dua menit, Untuk berhenti dan mengatakan “Aku mencintaimu” dan bukannya menganggap kau sudah tahu.
Jadi untuk berjaga-jaga seandainya esok tak pernah datang dan hanya hari inilah yang kupunya,  Aku ingin mengatakan betapa aku sangat mencintaimu dan kuharap kita takkan pernah lupa.
Esok tak dijanjikan kepada siapa pun, baik tua maupun muda. Dan hari ini mungkin kesempatan terakhirmu untuk memeluk erat orang tersayangmu.
Jadi, bila kau sedang menantikan esok, mengapa tidak melakukannya sekarang?
Karena bila esok tak pernah datang, kau pasti akan menyesali hari.
Saat kau tidak meluangkan waktu untuk memberikan sebuah senyuman, pelukan atau ciuman. Dan saat kau terlalu sibuk untuk memberi seorang yang ternyata merupakan permintaan terakhir mereka.
Jadi, dekap erat orang-orang tersayangmu hari ini dan bisikkan di telinga mereka, bahwa kau sangat mencintai mereka dan kau akan selalu menyayangi mereka.
Luangkan waktu untuk mengatakan “Aku menyesal”, “Maafkan aku”, Terima kasih”, atau “aku tidak apa-apa”
Dan bila esok tak pernah datang, kau takkan menyesali hari ini.
[Norma Cornett Marek ~ 1989]
TINSUGI

Jangan Remehkan Kebaikan Sekecil Apapun


Jangan Remehkan Kebaikan Sekecil Apapun
Ketika sore sepulang kerja seorang suami melihat isteri yang tertidur pulas karena kecapekan bekerja seharian di rumah. Sang suami mencium kening isterinya dan bertanya, ‘Bunda, udah shalat Ashar belum?’ Isterinya terbangun dengan hati berbunga-bunga menjawab pertanyaan suami, ‘sudah yah.’ Isterinya beranjak dari tempat tidur mengambil piring yang tertutup, sore itu isterinya memasak kesukaan sang suami.
‘Lihat nih, aku memasak khusus kesukaan ayah.’ Piring itu dibukanya, ada sepotong kepala ayam yang terhidang untuk dirinya.
Sang suami memakannya dengan lahap dan menghabiskan. Isterinya bertanya, ‘Ayah, kenapa suka makan kepala ayam padahal aku sama anak-anak paling tidak suka ama kepala ayam.’ Suaminya menjawab, ‘Itulah sebabnya karena kalian tidak suka maka ayah suka makan kepala ayam supaya isteriku dan anak-anakku mendapatkan bagian yang terenak.’

Mendengar jawaban sang suami, terlihat butir-butir mutiara mulai menuruni pipinya. Jawaban itu menyentak kesadarannya yang paling dalam. Tidak pernah dipikirkan olehnya ternyata sepotong kepala ayam begitu indahnya sebagai wujud kasih sayang yang tulus kecintaan suami terhadap dirinya dan anak-anak. ‘Makasih ya ayah atas cinta dan kasih sayangmu.’ ucap sang isteri. Suaminya menjawab dengan senyuman, pertanda kebahagiaan hadir didalam dirinya.
Kita seringkali mengabaikan sesuatu yang kecil yang dilakukan oleh sosok ayah kita, namun memiliki makna yang begitu besar, di dalamnya terdapat kasih sayang, cinta, pengorbanan dan tanggungjawab.
Semoga cerita diatas kita bisa mengambil hikmah dengan mencintai setulus hati ayah kita yang telah berkorban untuk anak dan isterinya.
Sumber :http://iphincow.com/2013/07/10/jangan-remehkan-kebaikan-sekecil-apapun/#more-900 
TINSUGI

MEMBANGUN MOTIVASI DIRI
Cita-cita atau tujuan hidup ini hanya bisa diraih jika anda memiliki motivasi yang kuat dalam diri anda. Tanpa motivasi apapun, sulit sekali anda menggapai apa yang anda cita-citakan. Tapi tak dapat dipungkiri, memang cukup sulit membangun motivasi di dalam diri sendiri. Bahkan mungkin anda tidak tahu pasti bagaimana cara membangun motivasi di dalam diri sendiri. Padahal sesungguhnya banyak hal yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan motivasi tersebut.
Caranya? coba simak tips berikut ini:
1. Ciptakan sensasi
Ciptakan sesuatu yang dapat “membangunkan” dan membangkitkan gairah anda saat pagi menjelang. Misalnya, anda berpikir esok hari harus mendapatkan keuntungan 1 milyar rupiah. Walau kedengarannya mustahil, tapi sensasi ini kadang memacu semangat anda untuk berkarya lebih baik lagi melebihi apa yang sudah anda lakukan kemarin.
2. Kembangkan terus tujuan anda
Jangan pernah terpaku pada satu tujuan yang sederhana. Tujuan hidup yang terlalu sederhana membuat anda tidak memiliki kekuatan lebih. Padahal untuk meraih sesuatu anda memerlukan tantangan yang lebih besar, untuk mengerahkan kekuatan anda yang sebenarnya. Tujuan hidup yang besar akan membangkitkan motivasi dan kekuatan tersendiri dalam hidup anda.
3. Tetapkan saat kematian
Anda perlu memikirkan saat kematian meskipun gejala ke arah itu tidak dapat diprediksikan. Membayangkan saat-saat terakhir dalam hidup ini sesungguhnya merupakan saat-saat yang sangat sensasional. Anda dapat membayangkan ‘flash back’ dalam kehidupan anda. Sejak anda menjalani masa kanak-kanak, remaja, hingga tampil sebagai pribadi yang dewasa dan mandiri. Jika anda membayangkan ‘ajal’ anda sudah dekat, akan memotivasi anda untuk berbuat lebih banyak lagi selama hidup anda.
4. Tinggalkan teman yang tidak perlu
Jangan ragu untuk meninggalkan teman-teman yang tidak dapat mendorong anda mencapai tujuan. Sebab, siapapun teman anda, seharusnya mampu membawa anda pada perubahan yang lebih baik. Ketahuilah bergaul dengan orang-orang yang optimis akan membuat anda berpikir optimis pula. Bersama mereka hidup ini terasa lebih menyenangkan dan penuh motivasi.
5. Hampiri bayangan ketakutan
Saat anda dibayang-bayangi kecemasan dan ketakutan, jangan melarikan diri dari bayangan tersebut. Misalnya selama ini anda takut akan menghadapi masa depan yang buruk. Datang dan nikmati rasa takut anda dengan mencoba mengatasinya. Saat anda berhasil mengatasi rasa takut, saat itu anda telah berhasil meningkatkan keyakinan diri bahwa anda mampu mencapai hidup yang lebih baik.
6. Ucapkan “selamat datang” pada setiap masalah
Jalan untuk mencapai tujuan tidak selamanya semulus jalan tol. Suatu saat anda akan menghadapi jalan terjal, menanjak dan penuh bebatuan. Jangan memutar arah untuk mengambil jalan pintas. Hadapi terus jalan tersebut dan pikirkan cara terbaik untuk bisa melewatinya. Jika anda memandang masalah sebagai sesuatu yang mengerikan, anda akan semakin sulit termotivasi. Sebaliknya bila anda selalu siap menghadapi setiap masalah, anda seakan memiliki energi dan semangat berlebih untuk mencapai tujuan anda.
7. Mulailah dengan rasa senang
Jangan pernah merasa terbebani dengan tujuan hidup anda. Coba nikmati hidup dan jalan yang anda tempuh. Jika sejak awal anda sudah merasa ‘tidak suka’ rasanya motivasi hidup tidak akan pernah anda miliki.
8. Berlatih dengan keras
Tidak bisa tidak, anda harus berlatih terus bila ingin mendapatkan hasil terbaik. Pada dasarnya tidak ada yang tidak dapat anda raih jika anda terus berusaha keras. Semakin giat berlatih semakin mudah pula mengatasi setiap kesulitan.
Kesimpulan:
Motivasi dapat menumbuhkan semangat dalam mencapai tujuan. Motivasi yang kuat di dalam diri, kita akan memiliki apresiasi dan penghargaan yang tinggi terhadap diri dan hidup ini. Sehingga kita tidak akan ragu untuk melangkah ke depan, yaitu mencapai visi hidup kita.
Salam Sukses !
TINSUGI

Bunga Mawar Di Hati Kita

motivasi kehidupanSuatu ketika, ada seseorang pemuda yang mempunyai sebuah bibit mawar. Ia ingin sekali menanam mawar itu di kebun belakang rumahnya. Pupuk dan sekop kecil telah disiapkan. Bergegas, disiapkannya pula pot kecil tempat mawar itu akan tumbuh berkembang. Dipilihnya pot yang terbaik, dan diletakkan pot itu di sudut yang cukup mendapat sinar matahari. Ia berharap, bibit ini dapat tumbuh dengan sempurna.
Disiraminya bibit mawar itu setiap hari. Dengan tekun, dirawatnya pohon itu. Tak lupa, jika ada rumput yang menganggu, segera disianginya agar terhindar dari kekurangan makanan. Beberapa waktu kemudian, mulailah tumbuh kuncup bunga itu. Kelopaknya tampak mulai merekah, walau warnanya belum terlihat sempurna. Pemuda ini pun senang, kerja kerasnya mulai membuahkan hasil.
Diselidikinya bunga itu dengan hati-hati. Ia tampak heran, sebab tumbuh pula
duri-duri kecil yang menutupi tangkai-tangkainya. Ia menyesalkan mengapa
duri-duri tajam itu muncul bersamaan dengan merekahnya bunga yang indah ini. Tentu, duri-duri itu akan menganggu keindahan mawar-mawar miliknya.
Sang pemuda tampak bergumam dalam hati, “Mengapa dari bunga seindah ini, tumbuh banyak sekali duri yang tajam? Tentu hal ini akan menyulitkanku untuk merawatnya nanti. Setiap kali kurapihkan, selalu saja tanganku terluka. Selalu saja ada ada bagian dari kulitku yang tergores. Ah pekerjaan ini hanya membuatku sakit. Aku tak akan membiarkan tanganku berdarah karena duri-duri penganggu ini.”
Lama kelamaan, pemuda ini tampak enggan untuk memperhatikan mawar miliknya. Ia mulai tak peduli. Mawar itu tak pernah disirami lagi setiap pagi dan petang. Dibiarkannya rumput-rumput yang menganggu pertumbuhan mawar itu. Kelopaknya yang dahulu mulai merekah, kini tampak merona sayu. Daun-daun yang tumbuh di setiap tangkai pun mulai jatuh satu-persatu. Akhirnya, sebelum berkembang dengan sempurna, bunga itu pun meranggas dan layu.
=====
Sahabat, kisah tadi memang sudah selesai. Tapi, ada ada satu pesan moral yang bisa kita raih didalamnya. Jiwa manusia, adalah juga seperti kisah tadi. Di dalam setiap jiwa, selalu ada ‘mawar’ yang tertanam. Allah lah yang meletakkan kemuliaan itu di setiap kalbu kita. Layaknya taman-taman berbunga, sesungguhnya di dalam jiwa kita, juga ada tunas mawar dan duri yang akan merekah.
Namun sayang, ada sebagian dari kita yang hanya melihat “duri” yang tumbuh. Merasakan hanya kelemahan yang ada pada dirinya. Merasa hanya menjadi beban bagi orang lain. Banyak dari saudara kita yang hanya melihat sisi buruk, sehingga dalam menjalani kehidupan ini dipenuhi dengan kepesimisan seolah menolak keberadaan mereka sendiri. Saudara kita itu sering kecewa dengan dirinya dan tidak mau menerimanya. Mereka berpikir bahwa hanya hal-hal yang melukai yang akan tumbuh dari nya. Sehingga menolak untuk “menyirami” hal-hal baik yang sebenarnya telah adadan tak pernah memahami potensi yang dimilikinya.
Mereka juga sebenarnya memiliki mawar yang indah di dalam jiwa. Banyak orang yang tak menyadari, adanya mawar itu.
Sahabat, jika kita bisa menemukan “mawar-mawar” indah yang tumbuh dalam jiwa itu,
kita akan dapat mengabaikan duri-duri yang muncul. Kita, akan terpacu untuk
membuatnya merekah, dan terus merekah hingga berpuluh-puluh tunas baru akan muncul. Pada setiap tunas itu, akan berbuah tunas-tunas kebahagiaan, ketenangan, kedamaian, yang akan memenuhi taman-taman jiwa kita. Kenikmatan yang terindah adalah saat kita berhasil untuk menunjukkan pada mereka akan keberadaan mawar-mawar itu, dan mengabaikan duri-duri yang muncul.
Semerbak harumn mawar pada hati mereka akan menghiasi hari-hari kita. Aroma keindahan yang ditawarkannya, adalah layaknya ketenangan air telaga yang menenangkan keruwetan hati. Mari, kita temukan “mawar-mawar” ketenangan, kebahagiaan, kedamaian itu  dalam jiwa-jiwa kita, dan kembali kita bagikan pada mereka yang merasa tersisih dan tersingkir. Mungkin, ya, mungkin, kita akan juga berjumpa dengan onak dan duri, tapi janganlah itu membuat kita berputus asa. Mungkin, tangan-tangan kita akan tergores dan terluka, tapi janganlah itu membuat kita bersedih nestapa. Kebahagiaan kita adalah saat kita menemukan mereka, jiwa-jiwa yang tersisih, jiwa-jiwa yang pesimis, tersenyum bahagia, seolah menemukan udara disaat mereka akan kehabisan oksigen
Selamat berkebun!!
by Irfan
TINSUGI

Cinta Istimewa Untuk Orang Yang Luar Biasa

 
Sahabat, maaf sebelumnya kalau pernah ada yang baca tentang Bai Fang Li. Seorang yang istimewa. Istimewa bukan karena dudukan dan harta, istimewa bukan karena kemewahan dan jabatannya. Namun istimewa karena apa yang ada di hatinya, yaitu kedermawanan.
Tentu kita kenal dengan Oprah Winfrey. Jika dia menyumbang ratusan dan ribuan dolar, tentu kita kagum namun tidaklah terkejut. Mungkin juga rajanya microsoft, Bill Gates yang mendermakan jutaan dolar, kita juga barangkali menganggap hal hebat yang biasa saja. Namun saat kita diperlihatkan kedermawanan dari orang yang dalam kesusahan, itu adalah hal yang tentunya mengetuk hati kita. Berikut adalah  cerita tentang Bai Fang Li. File ini telah ada di komputer saya sejak lama. Tidak ada salahnya saya bagikan kepada sahabat..
————–
BAI FANG LI adalah seorang tukang becak. Seluruh hidupnya dihabiskankan di atas sadel becaknya, mengayuh dan mengayuh untuk memberi jasanya kepada orang yang naik becaknya. Mengantarkan kemana saja pelanggannya menginginkannya, dengan imbalan uang sekedarnya.
Tubuhnya tidaklah perkasa. Perawakannya malah tergolong kecil untuk ukuran becaknya atau orang-orang yang menggunakan jasanya. Tetapi semangatnya luar biasa untuk bekerja. Mulai jam enam pagi setelah melakukan rutinitasnya untuk bersekutu dengan Tuhan. Dia melalang dijalanan, di atas becaknya untuk mengantar para pelanggannya. Dan ia akan mengakhiri kerja kerasnya setelah jam delapan malam.
Para pelanggannya sangat menyukai Bai Fang Li, karena ia pribadi yang ramah dan senyum tak pernah lekang dari wajahnya. Dan ia tak pernah mematok berapa orang harus membayar jasanya. Namun karena kebaikan hatinya itu, banyak orang yang menggunakan jasanya membayar lebih. Mungkin karena tidak tega, melihat bagaimana tubuh yang kecil malah tergolong ringkih itu dengan nafas yang ngos-ngosan (apalagi kalau jalanan mulai menanjak) dan keringat bercucuran berusaha mengayuh becak tuanya.
Bai Fang Li tinggal disebuah gubuk reot yang nyaris sudah mau rubuh, di daerah yang tergolong kumuh, bersama dengan banyak tukang becak, para penjual asongan dan pemulung lainnya. Gubuk itupun bukan miliknya, karena ia menyewanya secara harian. Perlengkapan di gubuk itu sangat sederhana. Hanya ada sebuah tikar tua yang telah robek-robek dipojok-pojoknya, tempat dimana ia biasa merebahkan tubuh penatnya setelah sepanjang hari mengayuh becak.
Gubuk itu hanya merupakan satu ruang kecil dimana ia biasa merebahkan tubuhnya beristirahat, diruang itu juga ia menerima tamu yang butuh bantuannya, diruang itu juga ada sebuah kotak dari kardus yang berisi beberapa baju tua miliknya dan sebuah selimut tipis tua yang telah bertambal-tambal. Ada sebuah piring seng comel yang mungkin diambilnya dari tempat sampah dimana biasa ia makan, ada sebuah tempat minum dari kaleng. Di pojok ruangan tergantung sebuah lampu templok minyak tanah, lampu yang biasa dinyalakan untuk menerangi kegelapan di gubuk tua itu bila malam telah menjelang.
Bai Fang Li tinggal sendirian digubuknya. Dan orang hanya tahu bahwa ia seorang pendatang. Tak ada yang tahu apakah ia mempunyai sanak saudara sedarah. Tapi nampaknya ia tak pernah merasa sendirian, banyak orang yang suka padanya, karena sifatnya yang murah hati dan suka menolong.Tangannya sangat ringan menolong orang yang membutuhkan bantuannya, dan itu dilakukannya dengan sukacita tanpa mengharapkan pujian atau balasan.
Dari penghasilan yang diperolehnya selama seharian mengayuh becaknya, sebenarnya ia mampu untuk mendapatkan makanan dan minuman yang layak untuk dirinya dan membeli pakaian yang cukup bagus untuk menggantikan baju tuanya yang hanya sepasang dan sepatu bututnya yang sudah tak layak dipakai karena telah robek. Namun dia tidak melakukannya, karena semua uang hasil penghasilannya disumbangkannya kepada sebuah Yayasan sederhana yang biasa mengurusi dan menyantuni sekitar 300 anak-anak yatim piatu miskin di Tianjin. Yayasan yang juga mendidik anak-anak yatim piatu melalui sekolah yang ada.
Hatinya sangat tersentuh ketika suatu ketika ia baru beristirahat setelah mengantar seorang pelanggannya. Ia menyaksikan seorang anak lelaki kurus berusia sekitar 6 tahun yang yang tengah menawarkan jasa untuk mengangkat barang seorang ibu yang baru berbelanja. Tubuh kecil itu nampak sempoyongan mengendong beban berat dipundaknya, namun terus dengan semangat melakukan tugasnya. Dan dengan kegembiraan yang sangat jelas terpancar dimukanya, ia menyambut upah beberapa uang recehan yang diberikan oleh ibu itu, dan dengan wajah menengadah ke langit bocah itu berguman, mungkin ia mengucapkan syukur pada Tuhan untuk rezeki yang diperolehnya hari itu.
Beberapa kali ia perhatikan anak lelaki kecil itu menolong ibu-ibu yang berbelanja, dan menerima upah uang recehan. Kemudian ia lihat anak itu beranjak ketempat sampah, mengais-ngais sampah, dan waktu menemukan sepotong roti kecil yang kotor, ia bersihkan kotoran itu, dan memasukkan roti itu kemulutnya, menikmatinya dengan nikmat seolah itu makanan dari surga.
Hati Bai Fang Li tercekat melihat itu, ia hampiri anak lelaki itu, dan berbagi makanannya dengan anak lelaki itu. Ia heran, mengapa anak itu tak membeli makanan untuk dirinya, padahal uang yang diperolehnya cukup banyak, dan tak akan habis bila hanya untuk sekedar membeli makanan sederhana.
“Uang yang saya dapat untuk makan adik-adik saya….” jawab anak itu.
“Orang tuamu dimana…?” tanya Bai Fang Li.
“Saya tidak tahu…., ayah ibu saya pemulung…. Tapi sejak sebulan lalu setelah mereka pergi memulung, mereka tidak pernah pulang lagi. Saya harus bekerja untuk mencari makan untuk saya dan dua adik saya yang masih kecil…” sahut anak itu.
Bai Fang Li minta anak itu mengantarnya melihat ke dua adik anak lelaki bernama Wang Ming itu. Hati Bai Fang Li semakin merintih melihat kedua adik Wang Fing, dua anak perempuan kurus berumur 5 tahun dan 4 tahun. Kedua anak perempuan itu nampak menyedihkan sekali, kurus, kotor dengan pakaian yang compang camping.
Bai Fang Li tidak menyalahkan kalau tetangga ketiga anak itu tidak terlalu perduli dengan situasi dan keadaan ketiga anak kecil yang tidak berdaya itu, karena memang mereka juga terbelit dalam kemiskinan yang sangat parah, jangankan untuk mengurus orang lain, mengurus diri mereka sendiri dan keluarga mereka saja mereka kesulitan.
Bai Fang Li kemudian membawa ke tiga anak itu ke Yayasan yang biasa menampung anak yatim piatu miskin di Tianjin. Pada pengurus yayasan itu Bai Fang Li mengatakan bahwa ia setiap hari akan mengantarkan semua penghasilannya untuk membantu anak-anak miskin itu agar mereka mendapatkan makanan dan minuman yang layak dan mendapatkan perawatan dan pendidikan yang layak.
Sejak saat itulah Bai Fang Li menghabiskan waktunya dengan mengayuh becaknya mulai jam 6 pagi sampai jam delapan malam dengan penuh semangat untuk mendapatkan uang. Dan seluruh uang penghasilannya setelah dipotong sewa gubuknya dan pembeli dua potong kue kismis untuk makan siangnya dan sepotong kecil daging dan sebutir telur untuk makan malamnya, seluruhnya ia sumbangkan ke Yayasan yatim piatu itu. Untuk sahabat-sahabat kecilnya yang kekurangan.
Ia merasa sangat bahagia sekali melakukan semua itu, ditengah kesederhanaan dan keterbatasan dirinya. Merupakan kemewahan luar biasa bila ia beruntung mendapatkan pakaian rombeng yang masih cukup layak untuk dikenakan di tempat pembuangan sampah. Hanya perlu menjahit sedikit yang tergoyak dengan kain yang berbeda warna. Mhmmm… tapi masih cukup bagus… gumannya senang.
Bai Fang Li mengayuh becak tuanya selama 365 hari setahun, tanpa perduli dengan cuaca yang silih berganti, ditengah badai salju turun yang membekukan tubuhnya atau dalam panas matahari yang sangat menyengat membakar tubuh kurusnya.
“Tidak apa-apa saya menderita, yang penting biarlah anak-anak yang miskin itu dapat makanan yang layak dan dapat bersekolah. Dan saya bahagia melakukan semua ini…,” katanya bila orang-orang menanyakan mengapa ia mau berkorban demikian besar untuk orang lain tanpa perduli dengan dirinya sendiri.
Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun, sehingga hampir 20 tahun Bai Fang Li menggenjot becaknya demi memperoleh uang untuk menambah donasinya pada yayasan yatim piatu di Tianjin itu. Saat berusia 90 tahun, dia mengantarkan tabungan terakhirnya sebesar RMB 500 (sekitar 650 ribu rupiah) yang disimpannya dengan rapih dalam suatu kotak dan menyerahkannnya ke sekolah Yao Hua.
Bai Fang Li berkata, “Saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang lagi. Ini mungkin uang terakhir yang dapat saya sumbangkan……” katanya dengan sendu.  Semua guru di sekolah itu menangis……..
Bai Fang Li wafat pada usia 93 tahun, ia meninggal dalam kemiskinan. Sekalipun begitu, dia telah menyumbangkan disepanjang hidupnya uang sebesar RMB 350.000 ( setara 470  juta rupiah) yang dia berikan kepada Yayasan yatim piatu dan sekolah-sekolah di Tianjin untuk menolong kurang lebih 300 anak-anak miskin.
Foto terakhir yang orang punya mengenai dirinya adalah sebuah foto dirinya yang bertuliskan ” Sebuah Cinta yang istimewa untuk seseorang yang luar biasa”.
TINSUGI

Cinta Istimewa Untuk Orang Yang Luar Biasa

 
Sahabat, maaf sebelumnya kalau pernah ada yang baca tentang Bai Fang Li. Seorang yang istimewa. Istimewa bukan karena dudukan dan harta, istimewa bukan karena kemewahan dan jabatannya. Namun istimewa karena apa yang ada di hatinya, yaitu kedermawanan.
Tentu kita kenal dengan Oprah Winfrey. Jika dia menyumbang ratusan dan ribuan dolar, tentu kita kagum namun tidaklah terkejut. Mungkin juga rajanya microsoft, Bill Gates yang mendermakan jutaan dolar, kita juga barangkali menganggap hal hebat yang biasa saja. Namun saat kita diperlihatkan kedermawanan dari orang yang dalam kesusahan, itu adalah hal yang tentunya mengetuk hati kita. Berikut adalah  cerita tentang Bai Fang Li. File ini telah ada di komputer saya sejak lama. Tidak ada salahnya saya bagikan kepada sahabat..
————–
BAI FANG LI adalah seorang tukang becak. Seluruh hidupnya dihabiskankan di atas sadel becaknya, mengayuh dan mengayuh untuk memberi jasanya kepada orang yang naik becaknya. Mengantarkan kemana saja pelanggannya menginginkannya, dengan imbalan uang sekedarnya.
Tubuhnya tidaklah perkasa. Perawakannya malah tergolong kecil untuk ukuran becaknya atau orang-orang yang menggunakan jasanya. Tetapi semangatnya luar biasa untuk bekerja. Mulai jam enam pagi setelah melakukan rutinitasnya untuk bersekutu dengan Tuhan. Dia melalang dijalanan, di atas becaknya untuk mengantar para pelanggannya. Dan ia akan mengakhiri kerja kerasnya setelah jam delapan malam.
Para pelanggannya sangat menyukai Bai Fang Li, karena ia pribadi yang ramah dan senyum tak pernah lekang dari wajahnya. Dan ia tak pernah mematok berapa orang harus membayar jasanya. Namun karena kebaikan hatinya itu, banyak orang yang menggunakan jasanya membayar lebih. Mungkin karena tidak tega, melihat bagaimana tubuh yang kecil malah tergolong ringkih itu dengan nafas yang ngos-ngosan (apalagi kalau jalanan mulai menanjak) dan keringat bercucuran berusaha mengayuh becak tuanya.
Bai Fang Li tinggal disebuah gubuk reot yang nyaris sudah mau rubuh, di daerah yang tergolong kumuh, bersama dengan banyak tukang becak, para penjual asongan dan pemulung lainnya. Gubuk itupun bukan miliknya, karena ia menyewanya secara harian. Perlengkapan di gubuk itu sangat sederhana. Hanya ada sebuah tikar tua yang telah robek-robek dipojok-pojoknya, tempat dimana ia biasa merebahkan tubuh penatnya setelah sepanjang hari mengayuh becak.
Gubuk itu hanya merupakan satu ruang kecil dimana ia biasa merebahkan tubuhnya beristirahat, diruang itu juga ia menerima tamu yang butuh bantuannya, diruang itu juga ada sebuah kotak dari kardus yang berisi beberapa baju tua miliknya dan sebuah selimut tipis tua yang telah bertambal-tambal. Ada sebuah piring seng comel yang mungkin diambilnya dari tempat sampah dimana biasa ia makan, ada sebuah tempat minum dari kaleng. Di pojok ruangan tergantung sebuah lampu templok minyak tanah, lampu yang biasa dinyalakan untuk menerangi kegelapan di gubuk tua itu bila malam telah menjelang.
Bai Fang Li tinggal sendirian digubuknya. Dan orang hanya tahu bahwa ia seorang pendatang. Tak ada yang tahu apakah ia mempunyai sanak saudara sedarah. Tapi nampaknya ia tak pernah merasa sendirian, banyak orang yang suka padanya, karena sifatnya yang murah hati dan suka menolong.Tangannya sangat ringan menolong orang yang membutuhkan bantuannya, dan itu dilakukannya dengan sukacita tanpa mengharapkan pujian atau balasan.
Dari penghasilan yang diperolehnya selama seharian mengayuh becaknya, sebenarnya ia mampu untuk mendapatkan makanan dan minuman yang layak untuk dirinya dan membeli pakaian yang cukup bagus untuk menggantikan baju tuanya yang hanya sepasang dan sepatu bututnya yang sudah tak layak dipakai karena telah robek. Namun dia tidak melakukannya, karena semua uang hasil penghasilannya disumbangkannya kepada sebuah Yayasan sederhana yang biasa mengurusi dan menyantuni sekitar 300 anak-anak yatim piatu miskin di Tianjin. Yayasan yang juga mendidik anak-anak yatim piatu melalui sekolah yang ada.
Hatinya sangat tersentuh ketika suatu ketika ia baru beristirahat setelah mengantar seorang pelanggannya. Ia menyaksikan seorang anak lelaki kurus berusia sekitar 6 tahun yang yang tengah menawarkan jasa untuk mengangkat barang seorang ibu yang baru berbelanja. Tubuh kecil itu nampak sempoyongan mengendong beban berat dipundaknya, namun terus dengan semangat melakukan tugasnya. Dan dengan kegembiraan yang sangat jelas terpancar dimukanya, ia menyambut upah beberapa uang recehan yang diberikan oleh ibu itu, dan dengan wajah menengadah ke langit bocah itu berguman, mungkin ia mengucapkan syukur pada Tuhan untuk rezeki yang diperolehnya hari itu.
Beberapa kali ia perhatikan anak lelaki kecil itu menolong ibu-ibu yang berbelanja, dan menerima upah uang recehan. Kemudian ia lihat anak itu beranjak ketempat sampah, mengais-ngais sampah, dan waktu menemukan sepotong roti kecil yang kotor, ia bersihkan kotoran itu, dan memasukkan roti itu kemulutnya, menikmatinya dengan nikmat seolah itu makanan dari surga.
Hati Bai Fang Li tercekat melihat itu, ia hampiri anak lelaki itu, dan berbagi makanannya dengan anak lelaki itu. Ia heran, mengapa anak itu tak membeli makanan untuk dirinya, padahal uang yang diperolehnya cukup banyak, dan tak akan habis bila hanya untuk sekedar membeli makanan sederhana.
“Uang yang saya dapat untuk makan adik-adik saya….” jawab anak itu.
“Orang tuamu dimana…?” tanya Bai Fang Li.
“Saya tidak tahu…., ayah ibu saya pemulung…. Tapi sejak sebulan lalu setelah mereka pergi memulung, mereka tidak pernah pulang lagi. Saya harus bekerja untuk mencari makan untuk saya dan dua adik saya yang masih kecil…” sahut anak itu.
Bai Fang Li minta anak itu mengantarnya melihat ke dua adik anak lelaki bernama Wang Ming itu. Hati Bai Fang Li semakin merintih melihat kedua adik Wang Fing, dua anak perempuan kurus berumur 5 tahun dan 4 tahun. Kedua anak perempuan itu nampak menyedihkan sekali, kurus, kotor dengan pakaian yang compang camping.
Bai Fang Li tidak menyalahkan kalau tetangga ketiga anak itu tidak terlalu perduli dengan situasi dan keadaan ketiga anak kecil yang tidak berdaya itu, karena memang mereka juga terbelit dalam kemiskinan yang sangat parah, jangankan untuk mengurus orang lain, mengurus diri mereka sendiri dan keluarga mereka saja mereka kesulitan.
Bai Fang Li kemudian membawa ke tiga anak itu ke Yayasan yang biasa menampung anak yatim piatu miskin di Tianjin. Pada pengurus yayasan itu Bai Fang Li mengatakan bahwa ia setiap hari akan mengantarkan semua penghasilannya untuk membantu anak-anak miskin itu agar mereka mendapatkan makanan dan minuman yang layak dan mendapatkan perawatan dan pendidikan yang layak.
Sejak saat itulah Bai Fang Li menghabiskan waktunya dengan mengayuh becaknya mulai jam 6 pagi sampai jam delapan malam dengan penuh semangat untuk mendapatkan uang. Dan seluruh uang penghasilannya setelah dipotong sewa gubuknya dan pembeli dua potong kue kismis untuk makan siangnya dan sepotong kecil daging dan sebutir telur untuk makan malamnya, seluruhnya ia sumbangkan ke Yayasan yatim piatu itu. Untuk sahabat-sahabat kecilnya yang kekurangan.
Ia merasa sangat bahagia sekali melakukan semua itu, ditengah kesederhanaan dan keterbatasan dirinya. Merupakan kemewahan luar biasa bila ia beruntung mendapatkan pakaian rombeng yang masih cukup layak untuk dikenakan di tempat pembuangan sampah. Hanya perlu menjahit sedikit yang tergoyak dengan kain yang berbeda warna. Mhmmm… tapi masih cukup bagus… gumannya senang.
Bai Fang Li mengayuh becak tuanya selama 365 hari setahun, tanpa perduli dengan cuaca yang silih berganti, ditengah badai salju turun yang membekukan tubuhnya atau dalam panas matahari yang sangat menyengat membakar tubuh kurusnya.
“Tidak apa-apa saya menderita, yang penting biarlah anak-anak yang miskin itu dapat makanan yang layak dan dapat bersekolah. Dan saya bahagia melakukan semua ini…,” katanya bila orang-orang menanyakan mengapa ia mau berkorban demikian besar untuk orang lain tanpa perduli dengan dirinya sendiri.
Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun, sehingga hampir 20 tahun Bai Fang Li menggenjot becaknya demi memperoleh uang untuk menambah donasinya pada yayasan yatim piatu di Tianjin itu. Saat berusia 90 tahun, dia mengantarkan tabungan terakhirnya sebesar RMB 500 (sekitar 650 ribu rupiah) yang disimpannya dengan rapih dalam suatu kotak dan menyerahkannnya ke sekolah Yao Hua.
Bai Fang Li berkata, “Saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang lagi. Ini mungkin uang terakhir yang dapat saya sumbangkan……” katanya dengan sendu.  Semua guru di sekolah itu menangis……..
Bai Fang Li wafat pada usia 93 tahun, ia meninggal dalam kemiskinan. Sekalipun begitu, dia telah menyumbangkan disepanjang hidupnya uang sebesar RMB 350.000 ( setara 470  juta rupiah) yang dia berikan kepada Yayasan yatim piatu dan sekolah-sekolah di Tianjin untuk menolong kurang lebih 300 anak-anak miskin.
Foto terakhir yang orang punya mengenai dirinya adalah sebuah foto dirinya yang bertuliskan ” Sebuah Cinta yang istimewa untuk seseorang yang luar biasa”.
TINSUGI

Porsi Ujian Tuhan


Ketika kita ditimpa musibah, bencana, atau keadaan yang sulit, banyak dari kita yang meratapi nasib dan menyalahkan Tuhan.
Kenapa harus saya yang mengalami ini?
Kenapa bukan orang lain saja?
Apa salah saya hingga Tuhan membiarkan saya mengalami musibah ini?
Bagaimana bisa melanjutkan hidup dalam keadaan seperti ini?
Mengapa hidup orang lain tampak begitu mulus dan mudah? Tuhan tidak adil!
Depresi, kecewa, dan putus asa menghantui diri kita. Namun, jika mau berpikir kembali, bijaksanakah kita kalau selalu menyalahkan keadaan? Apakah masalah akan selesai jika hanya menyalahkan keadaan?
Tidak ada suatu apapun yang kebetulan di dunia ini. Segalanya telah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Sekecil apapun kejadian itu, tentu merupakan kehendak-Nya. Tuhan selalu punya alasan mengapa Dia memberikan keadaan demikian kepada kita. Cermati, sesungguhnya Tuhan ingin Anda mempelajari hikmah dari kejadian tersebut.
Tuhan tidak akan memberi cobaan yang tidak bisa dilewati oleh hamba-Nya. Karena itu, percayalah. Mengapa Tuhan memilih Anda untuk menjalani keadaan sulit yang Anda rasakan, adalah karena Tuhan tahu bahwa Anda mampu melewatinya. Jika orang lain yang mengalami apa yang Anda alami, belum tentu mereka bisa sekuat Anda saat ini.
Setiap kesukaran yang kita alami adalah semata-mata kesempatan untuk mengasah kita menjadi pribadi yang lebih kuat. Seorang sarjana bekerja sebagai pegawai kantoran dengan gaji tiga juta per bulan. Di lain pihak, seorang berijazah SMP mampu menghidupi keluarga lewat usaha tambak ikan dengan penghasilan berkali lipat. Ya, kesulitan memperoleh pekerjaan sering kali membuat kita berpikir lebih keras, bagaimana cara memperoleh uang. Jika setiap masalah kita hadapi dengan pikiran positif, tentu hasil yang positif juga akan kita dapatkan.
Hidup adalah untuk menyelesaikan masalah. Meski tampak bahagia di luar, setiap orang pasti memiliki masalah sendiri. Ada seorang gadis berparas cantik dari keluarga berkecukupan. Apapun yang ia inginkan hampir selalu didapatkannya. Ia memiliki kekasih yang tampan dan perhatian, di samping masih banyak pria lain yang juga memujanya. Bahagiakah hidupnya? Tidak! Kedua orang tuanya telah lama bercerai, jika bertemu pun sikapnya seperti kucing dan anjing. Masing-masing telah menikah lagi. Tak ingin memilih salah satu pihak, akhirnya si gadis dan adiknya yang masih SMA, memilih untuk tinggal berdua saja.
Coba Anda tengok orang-orang yang tampak bahagia. Pasti akan Anda temukan satu sisi yang membuat orang itu merasa hidupnya tidak sempurna. Begitu pun dengan diri Anda sendiri. Jika saat ini Anda merasa punya masalah, selesaikanlah dengan tawakal tanpa pernah mengeluh. Itulah ujian yang Tuhan berikan sesuai dengan porsi kemampuan Anda.
Semoga bermanfaat.
***
Ramadhani Ray
Depok, 26122011
Sahabat, ujian dan cobaan adalah cara Tuhan agar membuat kita kuat. Sebagaimana kerasnya berlian, adalah hasil dari tempaan-tempaan keras yang diperlakukan terhadapnya. Mari kita nikmati proses yang sedang berjalan ini, agar kita ..
TINSUGI
Jangan Minta di kasihani
Ketika dalam perjalanan pulang setelah mengikuti kegiatan rutin, di samping kiri aku melihat seorang bapak mengendarai sepeda motor dengan gerobak disampingnya. Nampaknya dia sudah selesai berjualan dan hendak pulang.
Awalnya, aku tidak peduli….sampai aku melihat sesuatu yang menurutku ganjil.
Oh Tuhan…Kakinya tidak menapak pada “pancatan” (aku ga tahu apa namanya) sepeda motor. Kakinya hanya menggantung kecil ….kira2 hanya berjarak 40cm dr pangkal pahanya. Diujung kaki itu, dikenakan sebuah sepatu yg bagus..bersih…dan arah sepatu itu terbalik…ujung jari yg seharusnya ke depan…ini justru ke belakang.
Sejenak aku merasa miris. Aku kagum dengan semangat bapak itu. Walau keadaannya seperti itu, dia tetap semangat bekerja. Dia tidak meminta-minta. Dia tidak berpakaian kusut supaya dikasihani, tp justru berpakaian rapi dan bersepatu. Dan dia bekerja sampai semalam ini (pkl 21.30)
Aku terus menatap bapak itu sampai hilang dr pandanganku….
Aku merenung. Adakah aku lebih semangat dr bapak itu? Aku lebih sempurna secara fisik. Lebih banyak hal yg bisa aku lakukan. Tapi sampai seberapa mampu aku mengolah segala yang aku miliki. Sering kali aku memoles diri supaya dikasihani…menempatkan diri sebagai sosok yang menderita..memiliki persoalan hidup terberat…memasang muka masam…dan putus asa untuk berusaha.
Tapi…seorang bapak yang tidak kukenal …malam ini telah mengajar aku … bahwa apapun keadaan diri kita, jgn kita berputus asa. Semua ada jalan…asal kita mau berusaha. Teruslah bersemangat.. Tampilah sebagai orang yang pantas dihargai..bukan dikasihani.
Terima kasih Tuhan…
Salam,
Lia Krisna
TINSUGI

Let Go Dan Biarkan Tuhan 

Pikiran "melepaskan dan membiarkan Allah" sering membawa rasa takut karena kami percaya bahwa kami harus mengorbankan jika kita membiarkan pergi. Kami mengatakan kepada diri sendiri bahwa menyerah adalah tanda kelemahan. Namun, dengan mempertanyakan keyakinan, saya telah menemukan bahwa ketika saya benar-benar menyerahkan semuanya kepada Tuhan, kesadaran saya membuka ke kami hanya Sumber nyata kekuatan, keamanan, kebebasan, sukacita, kesejahteraan, dan cinta paling tender ada.
Banyak dari kita telah diajarkan untuk percaya bahwa Pencipta kita sangat keras dan menghukum. Ini adalah gambar palsu Allah diciptakan oleh ego bagian ilusi dari pikiran kita yang berpikir kita terpisah dari Allah dan karenanya harus dihukum. Ego hanya memiliki satu lensa untuk melihat segala sesuatu dari - pemisahan / bersalah / takut. Proyek-proyek pikiran ego gambar yang menilai, dewa penuh dendam karena melihat dirinya sebagai buruk, bersalah dan layak hukuman.

Dalam Kebenaran, bagaimanapun, Pencipta kita adalah Sumber kasih tanpa pamrih yang selalu melihat kita sebagai Ini menciptakan kita - sama Essence cinta murni sebagai Hakikat. Namun, jika Anda percaya bahwa Tuhan berada di luar Anda, menilai setiap langkah Anda, pikiran menyerah Ini akan membangkitkan rasa takut yang luar biasa. Bagaimana tidak?
Jika itu adalah kasus untuk Anda, saya mengundang Anda untuk mempertanyakan keyakinan ini dengan Let Go Dan Biarkan Proses Tuhan di bawah ini. Bagaimana jika konsep Allah menghukum semua dibuat atas?Bagaimana jika itu tidak benar? Bagaimana jika Anda murni dan tidak bersalah dan tidak perlu dihukum? Saya mengundang Anda, hanya untuk saat ini, untuk menyisihkan apa yang Anda telah diberitahu Allah, serta konsep mental Anda sendiri tentang apa Ini. Hal ini memungkinkan Anda untuk membuka pikiran ke dalam pengalaman langsung Anda sendiri Siapa / Apa Pencipta Anda adalah untuk ANDA.
Berlatih Let Go Dan Biarkan Proses Tuhan telah memungkinkan saya untuk mengetahui sebuah terlukiskan lembut, intim, tak terbatas, tak berbentuk, mencakup semua, cinta tak bernama yang jauh melampaui apa yang saya pernah pikir itu bahkan mungkin untuk mengalami. Aku datang untuk menyadari bahwa semua yang menghalangi kita untuk mengalami ini Cinta tak terbatas sepanjang waktu, adalah keyakinan bawah sadar yang tampaknya menghalangi kesadaran kita itu.
Kita bisa mengundang keyakinan ini ke kesadaran dan menanyai mereka.Melepaskan mereka adalah kejadian alami ketika kita menyadari bahwa mereka tidak benar dan telah menyebabkan penderitaan besar bagi diri kita sendiri dan orang di sekitar kita.
Anda mungkin bertanya-tanya ... jika kita tidak sepenuhnya sadar akan keyakinan yang menyebabkan penderitaan, bagaimana kita bisa mengetahui apa yang mereka dan membebaskan mereka? Pertanyaan besar!
Aku sudah berlatih kuat Let Go Dan Biarkan Proses Tuhan yang terinspirasi oleh tulisan-tulisan Nouk Sanchez. Proses ini membawa keyakinan yang menyakitkan yang telah berjalan kami ke kesadaran sehingga kita bisa mulai mempertanyakan dan melepaskan mereka. Aku senang untuk berbagi dengan Anda!
Sebelum saya melakukan itu, saya ingin berbicara tentang lokakarya rohani kita.


Lokakarya Rohani Kita

Pada saat ini, jika kita untuk sepenuhnya melepaskan dan membiarkan Allah berbicara kepada kita, kita akan menemukan bahwa kita murni, Roh tak berbentuk, esensi yang sama sebagai Pencipta kita, hidup DALAM Pencipta kita dalam kesejahteraan yang sempurna, sebagai Satu Anak Tuhan siapa diri kita sebenarnya.
"Tugas Anda adalah untuk tidak mencari cinta, tetapi hanya untuk mencari dan menemukan semua hambatan dalam diri Anda bahwa Anda telah membangun menentangnya. Hal ini tidak perlu untuk mencari apa yang benar, tetapi perlu untuk mencari apa yang salah.Setiap ilusi adalah salah satu dari ketakutan, bentuk apa pun yang diperlukan. Dan upaya untuk melarikan diri dari satu ilusi ke lain harus gagal. Jika Anda mencari cinta di luar diri Anda dapat yakin bahwa Anda merasakan kebencian dalam, dan takut itu.Namun perdamaian tidak akan pernah datang dari ilusi cinta, tapi hanya dari realitas. " 
A Course Dalam Mujizat T-16.IV.6
Jenis seperti seorang remaja pemberontak, karena hal ini Satu Anak kita semua bersama-sama, kita ingin tahu apa yang akan ingin "melakukan hal kita sendiri" dan menjadi yang bukannya terpisah menjadi satu dengan segala yang ada. Akibatnya, dengan kreativitas yang luas, kehendak bebas dan kekuatan pilihan bahwa Pencipta kita memberi kami, kami menciptakan pengalaman apa yang akan seperti menjadi terpisah. Kami melakukan ini dengan membayangkan kita berdinding Kebenaran yang kita benar-benar berada dalam pikiran kita. Dalam mimpi imajinatif dari dunia fisik didasarkan pada pemisahan, apa benar-benar Satu Pikiran tampaknya dibagi menjadi dua pikiran yang terpisah: sebuah Pikiran Awake, siapa tahu Apakah Penciptaan Awake Allah, hidup bahagia dalam Keesaan Kasih dari Pencipta kita, dan bagian tidur pikiran kita yang bermimpi kami adalah tubuh / ego, terpisah dari Pencipta kita, satu sama lain dan dari cinta.
Akibatnya, kami segera merasa bersalah karena pengalaman merasa begitu nyata kami pikir kami benar-benar terpisah dari Allah. Untuk pertama kalinya kami juga merasa takut - takut bahwa kita telah melakukan sesuatu yang sangat "buruk" dan bahwa Pencipta kita akan menghukum kita. Karena kita berdinding pengetahuan Keesaan kami dengan Pencipta kita, kita tidak tahu bagaimana melepaskan dan membiarkan Tuhan memanggil kita kembali ke kami Satu Pikiran dengan Ini. 
Untuk mencoba untuk tidak merasa perasaan baru dan sangat tidak nyaman, kami memimpikan dunia fisik ini sebagai tempat untuk mencoba untuk menyembunyikan diri dari Allah. Kami menciptakan konsep proyeksi dan ilusi bahwa kita dapat memproyeksikan rasa bersalah luar biasa dan ketakutan ke gambar lain yang terlihat seperti "orang lain" yang tampaknya di luar kita, meskipun gambar-gambar ini sebenarnya masih dalam pikiran kita sendiri. Kami menciptakan ilusi bahwa kita, Satu Anak Allah, dibagi menjadi miliaran makhluk yang terpisah sehingga kita bisa berpura-pura untuk memproyeksikan rasa bersalah dan ketakutan ke gambar ilusi "orang lain." Tapi karena hanya ada satu dari kami, kami hanya pernah memproyeksikan rasa bersalah dan ketakutan ke diri kita sendiri. Akibatnya kita menderita.
Masih berusaha untuk menghindari perasaan rasa bersalah inti dan takut, kami menciptakan ilusi mendorongnya jauh di dalam pikiran kita, sehingga menciptakan "sadar" pikiran. Inti ini bersalah dan takut berjalan kita sebagai kepribadian ego dalam mimpi fisik ini sampai kita menjadi sadar akan hal itu dan melepaskannya dengan kesediaan untuk melepaskan dan membiarkan Allah menunjukkan kepada kita jalan.
Karena kita tidak suka bagaimana rasanya tampaknya akan hilang dalam ilusi yang terpisah dari cinta, masing-masing seumur hidup pengalaman adalah "lokakarya" kami dirancang untuk membantu kita terbangun dari mimpi (mimpi buruk) menjadi terpisah dari Allah. Kami datang untuk belajar bagaimana melepaskan dan membiarkan Allah. Semua dari kita datang ke kehidupan ini dengan lokakarya spiritual tertentu yang kami memilih dan menciptakan - sebuah "diperlukan saja" dalam kebangkitan kita ke dalam Kebenaran tentang siapa kita.


Ingin Tahu Apa Anda 
Lokakarya spiritual Apakah? 

Lihatlah keadaan Anda lahir ke dalam, dinamika yang hadir di masa kecil Anda. Apa hubungan Anda seperti dengan ibu, ayah, saudara, dan semua orang lain yang hadir? Bagaimana adalah hubungan mereka satu sama lain?Apa keadaannya fisik - kemiskinan, kekayaan, kota, ghetto, pedesaan, penindasan, kebebasan? Apa negara, kota dan lingkungan Anda tinggal di seperti? Keyakinan Apa yang Anda terbentuk sebagai akibat dari hubungan dan lingkungan Anda alami?
Apa emosi berulang dan penilaian diri sendiri dan orang lain yang Anda alami sebagai respon terhadap komponen lingkungan Anda? Sekarang melihat hidup Anda dari saat itu hingga sekarang. Pernahkah Anda memperhatikan bahwa emosi dan variasi hubungan-hubungan yang sama dan keadaan yang sama ulangi lagi dan lagi dalam hidup Anda?
Orang yang berbeda mungkin memainkan peran yang berbeda, dan keadaan Anda mungkin tampak bergeser, tetapi emosi yang sama / penderitaan yang Anda alami sebagai seorang anak dimainkan lagi dan lagi sampai Anda menyadari keputusan Anda mendasari sadar / pilihan, keyakinan dan pikiran yang membuat Anda pengalaman saat ini. Bahan ini tidak sadar menjadi sadar dalam Mari Pergi Dan Biarkan Proses Tuhan. 
Pilihan sadar kita dan keyakinan sudah dalam pikiran kita bermimpi sebelum kita menciptakan hidup sekarang ini. Mereka menciptakan sebuah lokakarya yang bermain keluar dalam hidup kita sehingga dibawa dari pikiran bawah sadar kita ke dalam pikiran sadar kita sehingga kita dapat melihat dan melepaskannya.
Jadi bagaimana kita melakukannya? Setiap kali Anda merasa marah tentang sesuatu atau seseorang, materi bawah sadar Anda baru saja datang ke kesadaran Anda. Ini adalah kesempatan utama untuk melepaskan dan membiarkan Allah melepaskannya! Anda dapat mulai untuk menanyakan dalam pikiran dan mempertanyakan cara adat Anda berpikir dan memahami untuk mendapatkan akar penyebab kesal. Maka langkah selanjutnya adalah memaafkan segala sesuatu dan semua orang yang terlibat dalam situasi tersebut, termasuk Anda, dan lepaskan semua itu. The Let Go Let God Proses di bawah ini akan memandu Anda melalui langkah-langkah.


Pengampunan Comes Naturally Ketika 
Kami Sadarilah We Are The Ones Who 
Dibuat Workshop Sendiri 

Dalam Let Go Dan Biarkan Tuhan Proses itu jauh lebih mudah untuk memaafkan apa yang kita alami sebagai "orang lain" dan situasi dalam kehidupan kita ketika kita menyadari bahwa kita memilih dan menciptakan setiap detail dari setiap pengalaman dalam apa yang kita sebut "kehidupan kita," yang benar-benar lokakarya rohani kita. Kami menciptakan lokakarya ini karena tujuan kami yang paling sejati dalam mimpi adalah untuk bangun dari itu dan ingat kita masih One dengan Kasih Allah.
Setelah cetak biru asli masa kecil kita membuat kita mulai pelajaran kita, kita menciptakan lokakarya yang sama lagi dan lagi di setiap masa. Kami melakukan hal ini sampai kita menyadari bahwa kita menciptakan semua itu dengan keyakinan bawah sadar kita yang semuanya didasarkan pada satu keyakinan inti palsu: "Saya terpisah." Biasanya kita tidak menyadari bahwa keyakinan ini adalah menciptakan semua penderitaan kita. "Saya terpisah" menumbuhkan keyakinan lebih tentang menjadi bersalah, hukuman layak, tidak menjadi "cukup baik," dll Sebagian besar keyakinan ini masih dalam pikiran bawah sadar, termasuk memori yang kita buat workshop di tempat pertama.
Dalam Let Go Dan Biarkan Tuhan Proses ini keyakinan bawah sadar yang diresmikan sehingga kita bisa membiarkan mereka pergi. 


Belum Ada "Penyebab" 
Dalam Fisik Mimpi 

Seluruh dunia fisik adalah EFEK dari apa yang terjadi di dalam pikiran. Satu-satunya Penyebab sejati adalah Allah, Pencipta kita. Satu-satunya efek yang benar adalah ciptaanNya, yaitu Kami, Satu Anak Allah.
Mimpi fisik, bagaimanapun, tidak memiliki penyebab yang sebenarnya karena merupakan ilusi, mimpi. Tampaknya ada karena kita memilih untuk mengalami konsep pemisahan. Tapi pikiran yang diciptakan itu tertidur sehingga semua yang bermimpi adalah ilusi. Mimpi fisik adalah efek ilusi penyebab ilusi.

Keputusan kami / pilihan untuk mengalami pengalaman yang dibuat-buat pemisahan, yang bahkan tidak ada dalam realitas Keesaan, menciptakan keyakinan kita, pikiran, emosi dan pengalaman kami seluruh mimpi fisik, termasuk konsep-diri kami menjadi terpisah , "buruk", dan bersalah, dan ketakutan kita dihukum. Semua ini didorong ke dalam pikiran bawah sadar tapi bocor keluar ketika kita takut dihakimi atau dikritik, atau ketika kita merasa marah, yang merupakan penutup untuk rasa takut yang akan dipicu ketika kita berpikir kita telah melakukan sesuatu yang salah atau "buruk." Kami takut orang lain akan menghakimi kita karena kita terus menilai diri kita sendiri, secara tidak sadar, dan kadang-kadang sadar.
Dalam Let Go Dan Biarkan Proses Tuhan, aku menemukan bahwa kita selalu berjalan di dalam pikiran kita sendiri. Semua orang dan segala sesuatu yang Anda alami adalah refleksi dari Anda sendiri (sadar) keyakinan tentang siapa Anda percaya diri untuk menjadi dan bagaimana Anda berpikir Anda harus dirawat. Setiap orang yang kita lihat adalah cermin di depan kita, menunjukkan kepada kita apa keyakinan bawah sadar tentang diri kita berada. Apapun pikiran yang dipicu tentang diri Anda atau "orang lain" dalam marah akan menunjukkan pikiran Anda sendiri tentang diri Anda.
Seperti David Hoffmeister mengatakan, satu-satunya masalah yang pernah kita miliki adalah masalah identitas. Jika kita berpikir kita adalah tubuh, terpisah dari Allah dan saudara-saudari kita, kita menderita. Jika kita bersedia untuk memutuskan untuk menyerah bakti kami pada ilusi ego pikiran dan terbuka untuk Pikiran Awake dalam diri kita dengan Let Go Dan Biarkan Proses Allah, kita bersantai penderitaan dan pengalaman lebih banyak kebahagiaan, cinta dan kesejahteraan tak terbatas daripada yang kita bisa pernah bayangkan.


Apa yang Akan Anda Kalah Atau Keuntungan
Dengan Let Go Dan Biarkan Proses Allah? 

Berlatih Let Go Dan Biarkan Tuhan akan membuka kesadaran Anda ke Sumber terbatas kekuatan, kasih, koneksi, kelimpahan, damai sejahtera dan sukacita dalam diri Anda. Tidak ada yang bisa mengubah atau bahkan menyentuh keamanan, kelembutan dan kasih Anda akan mengalami ketika Anda mulai untuk membangkitkan diri Anda.
Apa yang akan Anda kehilangan dengan melakukan Let Go Dan Biarkan Proses Allah? Hanya satu hal. Penderitaan.


The Let Go Dan Biarkan Proses Tuhan 
Untuk Bersantai Penderitaan 

Point Of Power Apakah Keputusan 

Efektivitas dari Let Go Dan Biarkan Proses Allah melibatkan kekuatan keputusan yang ada di masing-masing empat langkah. Keputusan menentukan segala sesuatu yang terjadi dalam mimpi fisik ini. Kekuatan kita keputusan adalah apa yang menciptakan seluruh mimpi! Apa yang kita putuskan untuk kita sejajar dengan. Apa yang kita sejajar dengan menciptakan keyakinan kita dan pikiran, yang kemudian menciptakan emosi dan pengalaman kami - apa yang kita tampaknya terwujud dalam mimpi.
Para Pengambil Keputusan dalam pikiran kita adalah di mana kita latihan bebas akan Pencipta kita memberi kami. Ini memberi kita kekuatan untuk memilih antara bagian tidur dari pikiran kita yang berpikir kami adalah ego, di mana semua penderitaan berasal, dan bagian dari pikiran kita yang Kesadaran Awake, di mana kita tahu diri sebagai kebebasan, sukacita, Kebenaran, perdamaian dan cinta.
Karena Pencipta kita memberi kita kehendak bebas, itu tidak akan memaksa kita untuk bangun dari penderitaan. Kita harus memilih. Untuk melepaskan penderitaan, kita hanya harus bersedia untuk melaksanakan kehendak bebas kita, kekuatan pilihan dan MEMUTUSKAN untuk membuka cara baru untuk melihat.


Let Go Dan Biarkan Tuhan Dalam 4 Langkah

Katakanlah Anda tiba-tiba "PHK" dari pekerjaan Anda. Anda bereaksi dengan shock, marah, pengkhianatan, takut, sedih dan putus asa. Mungkin Anda menyalahkan dan menghakimi atasan Anda dan semua yang terlibat, termasuk Anda, sebagai "buruk" dalam beberapa cara. Ini adalah skenario yang biasa yang terjadi dalam pikiran ego ketika ketakutan yang mendasari kami bahwa kita buruk dan bersalah akan dipicu. Kami mengulangi siklus ini penderitaan berulang-ulang, berpikir bahwa sesuatu "di luar sana" adalah penyebab marah kita sampai kita sudah cukup dan kami siap untuk membuka kemungkinan bahwa segala sesuatu yang kita alami berasal dari pikiran kita sendiri, dan BAHWA kita dapat mengubah!
Inilah yang bisa kita lakukan sebagai gantinya. Surat-surat Asaf dapat membantu Anda untuk mengingat Let Go Dan Biarkan Proses Tuhan karena lebih mudah untuk diingat ketika "hal hits kipas angin." :-) 


Langkah 1 - Mengakui

Putuskan untuk bersedia mengakui bahwa Anda 
berpikir / perspektif adalah satu-satunya penyebab penderitaan Anda. 


Namun kita (secara tidak sadar) percaya kita harus diperlakukan adalah bagaimana kita diperlakukan. Apapun yang kita (secara tidak sadar) percaya benar tentang diri kita sendiri diproyeksikan keluar ke layar kosong, netral mimpi fisik. Semuanya "di luar sana" adalah cermin menunjukkan kepada kita apa di sini, di dalam pikiran kita sendiri. Kami selalu berjalan di dalam pikiran kita sendiri. Apapun "orang lain" muncul untuk melakukan hanyalah cermin bahwa workshop kami memegang untuk membawa keyakinan bawah sadar kita tentang siapa kita berpikir kita dan bagaimana kita percaya kita harus diperlakukan - makhluk terpisah yang buruk dan harus dihukum - ke dalam kesadaran kita. Lalu kita bisa menanyai mereka, melepaskan dan membiarkan Allah menunjukkan kepada kita cara lain untuk melihat.
Lihatlah kehidupan Anda dan tema berulang atas penderitaan dan bertanya pada diri sendiri, "Apakah pemikiran saya biasa menciptakan kebahagiaan untuk saya?"
Untuk memulai Let Go Dan Biarkan Proses Tuhan, pikirkan insiden menjengkelkan dalam hidup Anda, seperti contoh di atas tentang PHK. Jujur dan tulus melihat ke dalam pikiran dan terbuka untuk kemungkinan bahwa sebenarnya pikiran tentang apa yang "terjadi" yang menyebabkan Anda menderita, bukan acara itu sendiri. Anda mungkin berpikir bahwa bos Anda egois atau lebih tertarik pada uang daripada nilai Anda. Ingat bahwa semua keputusan dalam situasi tersebut, termasuk penilaian apa pun yang Anda miliki tentang atasan Anda, dan penilaian Anda melihat bahwa ia memiliki sekitar Anda, menunjukkan Anda beberapa penilaian Anda miliki tentang diri Anda.
Bukalah percakapan dengan Cahaya Awake dalam diri Anda. Anda mungkin tahu itu sebagai Roh Kudus, Kristus, Buddha, Kesadaran tak berbentuk, Light, atau nama lain atau deskripsi.

"Roh Ilahi, silakan melihat situasi ini dengan saya. Membawa ke kesadaran saya semua keyakinan bawah sadar saya yang menyebabkan saya menderita dalam situasi ini. "
"Saya terbuka untuk kemungkinan bahwa (bos saya, dalam contoh di atas) adalah layar kosong dan saya memproyeksikan keyakinan bawah sadar saya ke apa yang saya anggap menjadi dirinya."

Kemudian tanyakan:
"Apa pikiran dan keyakinan bahwa saya memproyeksikan ke orang ini?"
Biarkan pikiran Anda terbuka dan menerima. Melepaskan ide-ide Anda tentang bagaimana Roh harus merespon atau apa Ini harus mengatakan.Anda mungkin menerima wawasan segera, atau hari atau bahkan berminggu-minggu kemudian. Melepaskan dan membiarkan Allah berbicara kepada Anda dengan cara-nya sendiri. 
Keyakinan menjengkelkan / pikiran akan berbagai variasi:
"Saya terpisah dari orang lain.
Orang lain senang dan sehat dan bisa saling mencintai tapi aku ditinggalkan.
Aku di luar.
Aku melakukan sesuatu yang buruk.
Saya buruk.
Aku tidak cukup baik, cukup pintar, cukup menarik, dll
Aku tidak layak untuk menjadi bahagia.
Aku takut semua orang akan tahu aku penipuan dan bahwa aku telah melakukan hal-hal buruk.
Sesuatu yang buruk akan selalu terjadi karena saya pantas dihukum. "


Langkah 2 - Menyerah

Putuskan untuk bersedia melepaskan kebiasaan, cara terpisah Anda berpikir yang hanya menyebabkan Anda menderita. Melepaskan dan membiarkan Allah.

Kita dapat MEMUTUSKAN untuk membuka pikiran kita dan s urrenderkebiasaan, terbatas cara berpikir kita, perspektif kita, lensa kita memandang segala sesuatu dari. Kita bisa melihat ke dalam dan menemukan kesediaan untuk melepaskan dan membiarkan Allah menunjukkan kepada kita sudut pandang baru. Ketika kita dengan tulus melakukan langkah satu dan menyadari pikiran kita sendiri adalah satu-satunya hal yang telah pernah menyebabkan kita menderita, bersedia untuk melepaskan perspektif lama kita alami berikut.
Kami harus melepaskan apa yang mengacaukan pikiran sebelum kita dapat melihat kedamaian yang dikaburkan oleh itu. Kami melakukan ini dengan Let Go Dan Biarkan Proses Tuhan. 

Melepaskan Kesetiaan Untuk "Me File" 

Pikirkan tentang layar komputer Anda sekarang, di mana Anda membaca kata-kata. Bayangkan bahwa di belakang program Anda membaca ini dalam, di ruang kosong dari layar Anda, adalah Allah - tak berbentuk, tanpa kata-kata, energi murni positif, kebebasan tanpa batas, cinta damai, sukacita, kreativitas, kesatuan dan harmoni, dan kesempatan untuk menyadari / ingat bahwa semua ini adalah ANDA, juga.
Kemudian Anda membuka file dalam program teks yang sekarang mengisi layar Anda. Dalam file tersebut adalah kisah hidup Anda.Seperti terbuka pada layar Anda, Anda melihat nama Anda di atas.Kata-kata pada halaman menjelaskan segala sesuatu yang pernah tampaknya terjadi pada Anda. Sebuah rekening semua hubungan Anda dan apa yang terjadi di dalamnya. Semua orang yang muncul untuk mengkhianati, meninggalkan, sakit hati, atau cinta Anda. Anak-anak Anda dan semua kerabat Anda. Semua tempat Anda tinggal atau mengunjungi. Teman-teman Anda, kenalan dan hewan peliharaan. Semua pekerjaan Anda pernah bekerja dan keterampilan yang Anda miliki. Semua impian Anda dan aspirasi. Di mana Anda pergi ke sekolah, derajat Anda, prestasi Anda. Penghasilan Anda dan bagaimana Anda merasa tentang hal itu. Konsep-diri Anda. Apa yang Anda sukai tentang diri Anda dan apa yang Anda tidak suka. Apa yang orang lain tampaknya suka dan tidak suka tentang Anda. Diskusi tentang siapa yang benar, siapa yang salah dan mengapa. Segala sesuatu yang Anda kaitkan sebagai bagian dari hidup Anda di masa lalu, sekarang dan masa depan.
File ini mengisi seluruh layar. Anda memiliki komputer Anda mengatur sehingga segera setelah Anda menyalakannya setiap pagi file hidup Anda terbuka dan Anda membacanya dan bekerja dengan itu sepanjang hari, mengedit dan menambahkan untuk itu. Setiap hari Anda meninjau dan menambahkan untuk itu, menegaskan, "ini adalah aku."
Jadi bagaimana kita setiap akan mengalami murni, cinta tak bersalah yang Siapa kita sebenarnya, Satu dengan Tuhan, kedamaian, dan sukacita di layar belakang file jika kami terus mengkaji kisah "saya" yang mencakup seluruh layar? Jawabannya, tentu saja, adalah bahwa kita tidak bisa. Tidak sampai kita melepaskan dan membiarkan Tuhan datang ke kesadaran kita dengan melepaskan si "aku berkas."

Selama kita memilih untuk menjaga "aku file" di layar dan menegaskan bahwa itu adalah siapa kita, kita tidak bisa melihat kosong, murni Ruang Kasih di balik itu. Sementara itu, kita bertanya, "Dimanakah Tuhan? Mengapa Allah gurun saya? "Semua sementara Allah berada di belakang" saya mengajukan "mengatakan," Aku di sini! Aku mencintaimu! Bangun dan melihat bahwa Anda yang cantik, memuja anak! "
Hal ini tidak sampai kita MEMUTUSKAN untuk bersedia untuk menyeret "saya file" ke samping cukup sehingga kita bisa setidaknya sekilas layar kosong Cinta di balik itu bahwa kita mulai memiliki pengalaman langsung kita sendiri Allah. Ketika kita bersedia untuk melepaskan dan membiarkan Tuhan, dan menolak untuk merujuk pada "saya mengajukan" sebagai siapa kita, jika bahkan untuk sesaat, kita mulai mengalami Cahaya Awake dari siapa kita benar-benar berada. Seperti kita melihat layar (keesaan Allah, Awake Kristus, murni, tak berbentuk, Anak bersalah Allah kita) kita mulai MERASA dan langsung mengalami Kebenaran diri kita sendiri.

Kita semua cenderung untuk mengulangi apa yang terasa baik. Ketika kita mulai mengalami perspektif yang berbeda ketika kita melepaskan dan membiarkan Allah - yang lebih luas, yang lebih bebas daripada ketat, terbatas "saya" satu - semakin kita ingin kembali ke pengalaman ekspansi, kebebasan, kesejahteraan dan Nur itu adalah siapa kita sebenarnya.
Oleh karena itu, kita MEMUTUSKAN untuk "menyeret" si "aku mengajukan" menyisihkan lebih dan lebih. Akhirnya kami memutuskan untuk tarik semua jalan ke "sampah" (dalam metafora layar komputer) ketika kita melihat itu adalah sumber dari semua penderitaan kita. Ini adalah apa yang Kebangkitan. Kami masih muncul dalam mimpi selama tubuh berlangsung, tapi kita tahu bahwa pengalaman kita terhadap sosok dalam mimpi bukanlah siapa diri kita sebenarnya. Karena kami terus melepaskan dan membiarkan Allah, kita tahu diri sebagai Roh tak berbentuk, yang sekarang di latar depan, tidak terjebak di belakang "aku berkas." Kisah "saya" memudar jalan ke latar belakang jika itu bahkan ada di semua.
Dalam situasi di mana Anda merasa marah, seperti dalam contoh dipecat, Anda bisa membuka percakapan dengan Pencipta Anda seperti ini:

"Ya Pencipta, saya bersedia untuk melepaskan cara saya telah melihat situasi ini. Aku menyerahkan semua sistem pemikiran yang terbatas saya sudah mengandalkan karena saya melihatnya telah menyebabkan saya menderita. Aku bersedia untuk melepaskan berpikir aku tahu apa yang 'benar' di sini.Aku membuka pikiran saya untuk melihat situasi ini dengan cara lain. "


Langkah 3 - Menerima 
Memutuskan untuk menerima perspektif Cahaya Awake dalam diri Anda yang adalah siapa Anda benar-benar berada.

Kita dapat MEMUTUSKAN untuk melihat mimpi ini fisik dari mata murni, Roh Awake berbentuk dalam diri kita dan menerima sudut pandang Its. Kita bisa memilih untuk melepaskan kesetiaan kita kepada sistem keyakinan palsu berdasarkan pemisahan, rasa bersalah dan ketakutan yang menciptakan penderitaan kita. Sebaliknya, kita bisa sejajar dengan apa yang nyata dalam diri kita. Ketika kita melakukan ini, kita mulai mengalami kedamaian sebagai realitas kehidupan kita, seperti yang kita melepaskan dan membiarkan Allah. 
Dalam situasi di mana Anda merasa marah, seperti contoh untuk dipecat, Anda bisa mengatakan:

"Aku melangkah mundur dan membiarkan Anda melangkah maju Cahaya Ilahi. Anda bertanggung jawab. Anda dapat melihat seluruh gambar. Aku menyerahkan semua itu. Aku hanya bisa melihat sedikit bagian kecil dari gambar, dan itu adalah dari persepsi miring saya, berdasarkan ilusi bahwa saya terpisah dan oleh karena itu 'buruk' dan rasa bersalah dan ketakutan yang telah menjadi program berjalan saya dalam pikiran bawah sadar saya. "
"Harap perbaiki pilihan saya, keyakinan, pikiran dan persepsi yang telah menciptakan penderitaan saya. Saya bersedia untuk mengekspos kepada Anda persepsi menyakitkan saya tentang subjek ini sehingga Anda dapat memperbaikinya. Saya memilih Anda untuk menjadi Panduan saya bukannya terbatas, ilusi, menyakitkan ego pikiran saya. Saya mengundang dan menerima koreksi Anda persepsi saya. "

Dalam melepaskan dan membiarkan percakapan Allah, pada awalnya mungkin tampak seperti Anda adalah terpisah "Anda" menangani Makhluk atau Essence terpisah. Namun, semakin banyak Anda melakukan ini, Anda akan menyadari bahwa Anda benar-benar menangani Diri Sejati Anda dan Anda akan mengalami penggabungan, peleburan perasaan sebagai ego (yang hanya sebuah ilusi) larut ke Cinta. Ego tidak pernah benar-benar ada di tempat pertama sehingga ketika kita menarik perhatian dari itu, kita berhenti menciptakan ilusi itu. Akibatnya, tampaknya untuk membubarkan karena itu sebenarnya tidak pernah benar-benar ada!
Dalam memutuskan untuk melepaskan dan membiarkan Allah, dan menerima Itu sebagai Panduan Anda, Hal ini terus membawa ke kesadaran Anda keyakinan bawah sadar yang mendasari yang telah berjalan Anda dan menyebabkan Anda sakit. Anda dapat menanyai mereka dan melepaskan mereka ketika anda melihat mereka tidak didasarkan pada kebenaran siapa Anda sebenarnya - Murni Cinta Ilahi. Realisasi mungkin datang ketika Anda melakukan Let Go Let Allah Proses, atau mereka mungkin datang kepada Anda nanti pada waktu yang tak terduga.


Langkah 4 - Maafkan 
Putuskan untuk memaafkan diri sendiri untuk semua yang Anda (sebagai pikiran ego) dibuat dengan percaya sistem pemikiran yang keliru didasarkan pada persepsi bahwa Anda terpisah dari Allah. 
Melihat bahwa saudara-saudara yang bukan penyebab penderitaan Anda. Memaafkan dan membebaskan mereka dengan melepas salah persepsi Anda dari mereka.

Sebelumnya melepaskan dan membiarkan Tuhan langkah otomatis membawa kita ke tempat menyadari bahwa tidak ada yang pernah benar-benar melukai kami. Semua orang yang pernah kita berinteraksi dengan di sini adalah cermin menunjukkan kita konsep yang terbatas kita tentang diri kita dan bagaimana kita percaya kita harus dirawat.
"Pengolahan" tidak pernah benar-benar mengubah hubungan. Hal ini karena penyebab dinamika semua hubungan adalah kepercayaan di dalam pikiran kita sendiri tentang siapa kita percaya diri kita dan bagaimana kita percaya kita harus dirawat. Satu-satunya hal yang membawa perdamaian dalam hubungan adalah pengampunan. pengampunan Benar melepaskan keputusan dan keyakinan yang menciptakan penderitaan dalam hubungan yang mendasarinya. Ini Let Go Dan Biarkan Proses Allah membawa keyakinan bawah sadar yang menyakitkan kita tentang diri kita ke dalam kesadaran, sehingga kita bisa membebaskan mereka. Dengan begitu, kita tidak lagi harus memproyeksikan "Saya buruk dan pantas dihukum" ke layar kosong (termasuk citra "orang lain") yang adalah impian fisik.
Versi tradisional pengampunan mengatakan kepada orang "lain" (yang benar-benar Kami), "Anda melakukan sesuatu yang buruk, tapi aku akan 'memaafkan' kamu." Itu sebenarnya tidak pengampunan sama sekali dan menyiratkan bahwa mereka buruk dan kami berada pada landasan moral yang lebih tinggi dari saudara / saudari kita. Hal ini menciptakan pemisahan lebih daripada penyembuhan. Mereka adalah Roh murni, sama seperti kita, tidak peduli apa pun dari kita telah muncul untuk "melakukan" dalam mimpi kita yang sadar dari.
Dalam hidup ini mimpi fisik itu seperti kita memiliki proyektor film di tengah-tengah dahi kami yang memproyeksikan keyakinan bawah sadar kita tentang kesalahan kita sendiri keluar ke layar kosong kita sebut "orang lain" dan kehidupan kita. Mengetahui segala sesuatu yang kita alami adalah proyeksi dari rasa bersalah bawah sadar kita sendiri dan ketakutan dari dalam pikiran ego kita sendiri, lebih mudah untuk benar-benar melepaskan dan membiarkan Allah rilis kesalahan kita dan penderitaan serta bahwa saudara-saudari kita yang terlibat dalam lokakarya rohani kita .
Semua pikiran bergabung karena ada benar-benar hanya Satu Pikiran sini.Dalam sebuah pengalaman yang mengganggu Anda, dari dalam pikiran Anda, langsung ke mereka, Anda dapat memberitahu "orang lain" yang terlibat, (seperti bos Anda pada contoh):

"Saya membuat persepsi saya Anda dengan memproyeksikan rasa bersalah bawah sadar saya sendiri dan ketakutan ke sebuah layar kosong dan kemudian menyebutnya 'Anda.' Anda tidak pernah benar-benar melakukan apa-apa bagiku. Aku sudah melakukan itu semua sendiri dengan memilih untuk percaya saya adalah terpisah, buruk, dan pantas hukuman.Sekarang bahwa aku tidak bersalah aku sadar. Saya tidak perlu dihukum. Kita tidak perlu dihukum. "
"Saya menyerahkan semua keyakinan bawah sadar yang salah saya diproyeksikan ke Cahaya murni yang Anda. Anda adalah Cahaya Murni Allah. Kami adalah Cahaya Murni Allah. Kita bebas! "


Membiarkan Go Of Illusion 

Pengalaman khas dari apa yang kita sebut "kehidupan," sebenarnya pengalaman hidup dalam konsep diri dalam pikiran kita sendiri, menghasilkan gambar demi gambar yang mencerminkan keyakinan kami tentang menjadi terpisah, sendirian, buruk, dan merasa bersalah. Ini seperti ini:
Masing-masing dari kita hidup dalam sebuah kotak kardus kecil dan kami terus berdoa kepada Tuhan atau sesuatu "di luar sana" untuk menyenangkan membantu kami memperbaiki kotak. Kami ingin membuatnya lebih besar, lebih cantik, dengan furnitur yang lebih baik, pandangan yang lebih baik, dan orang yang memuja kita untuk berbagi dengan.
Kemudian angin kencang besar - penyakit, kegagalan keuangan, kematian orang yang dicintai, menemukan pasangan kita berselingkuh, atau apa pun yang di bengkel khusus kami - datang dan pukulan pergi kotak kardus. Seperti kotak tersebut tersapu kita memiliki kesempatan untuk menemukan bahwa seluruh kotak adalah kasih terbatas, sukacita, damai sejahtera, dan keamanan. Dan itu di sini sepanjang waktu! Kami hanya tidak bisa melihatnya karena kami begitu terfokus pada berusaha untuk meningkatkan kotak kardus kecil mungil kami.
Jika kita merindukan tua, akrab, sedikit kotak kardus mungil yang mendapat terpesona, kita hanya membuat yang lain kecil, kotak membatasi sekitar kita. Kami melangkah kembali ke dalam sistem pemikiran yang menyebabkan penderitaan dan coba lagi untuk membuat kotak kardus yang lebih baik, atau kita memohon Tuhan untuk membuat yang lebih baik bagi kita.

Sementara itu, ketika kita melepaskan dan membiarkan Allah, Allah masih di sini, ingin memberi kita segala sesuatu yang sudah kita, tetapi kita terlalu fokus pada sedikit kotak kardus mungil, berpikir itu semua kita pantas, bahwa kita bisa 't mengalami segala sesuatu yang sudah ada di sini, dengan sabar menunggu kita untuk menjadi sadar akan hal itu.


Apa yang Kita Inginkan 

Dari perspektif sistem pemikiran ego kita selalu menginginkan sesuatu. Kami pikir kami menginginkan hubungan yang lebih baik, karir yang ideal, tubuh lebih indah / sehat, lebih besar, rumah baru atau mobil, karena kita berpikir "hal" akan membuat kita bahagia.
Kita bahkan bisa ingin "tercerahkan", yang masih merupakan keinginan ego.Kami ingin perdagangan konsep-diri kami menjadi "un-tercerahkan" menjadi "tercerahkan" sebagai gantinya. Namun, jika ada ingin untuk apa pun, hanya dapat didasarkan pada asumsi bahwa kita terpisah dari hal yang kita inginkan, yang mengatakan bahwa kita beroperasi dari pikiran ego.Pemisahan pikiran hanya dapat berasal dari ilusi ego pikiran. Seluruh sistem pemikiran yang didasarkan pada pemisahan.
"Anda" yang Anda alami ketika Anda membiarkan pergi dan membiarkan Tuhan sudah en-Light-dipersingkat! Ingin pencerahan menyiratkan bahwa kita tidak yang sudah dan karenanya harus terpisah darinya. Hal ini membuat kita dalam pencarian tak berujung yang tidak dapat dipenuhi. The ilusi ego tidak pernah bisa menjadi apa pun selain terpisah. Itulah perspektif yang hanya. Untuk benar-benar menjadi bahagia kita harus memilih untuk mendengarkan Kesadaran Awake dalam pikiran kita, dimana Sumber segala kebahagiaan.
Jika Anda berpikir tentang semua hal yang Anda inginkan, pada inti keinginan yang ingin merasakan emosi positif. Kami pikir hal, orang atau pengalaman akan memberikannya kepada kita. Dan mungkin saja. Tapi hanya untuk sementara. Kemudian ego berfokus pada hal berikutnya yang diinginkan. Hal ini selalu mencari yang lebih besar, lebih baik, lebih.
Di bawah semua keinginan untuk lebih adalah keyakinan yang terpisah dari apa yang benar-benar kita inginkan, yaitu perasaan positif PERMANEN yang tidak akan pernah pergi. Kita melihat di setiap tempat yang mungkin "di luar sana" untuk sesuatu untuk membuat kita merasa baik.
Bawaan kita tahu bahwa kita ADALAH cinta dan semua ingin merasa "di luar sana" adalah refleksi dari kerinduan untuk tidak lagi merasa terpisah dari cinta yang kita sudah berada. HANYA hal yang secara permanen akan memuaskan kerinduan itu adalah untuk menemukan itu adalah INSIDE Anda dan telah selama ini. A terus menerus, pengalaman permanen cinta tidak dapat ditemukan dalam "luar" pengalaman fisik.
Seperti kita melepaskan dan membiarkan Allah, kita membiarkan kerinduan merasa dirinya hanya berada di sini dan mengamatinya. Ini akan merilis dan Anda akan mengalami kedamaian dalam yang tidak pernah hilang. Kerinduan berasal dari knowingness bawaan yang Anda ADALAH cinta tapi memotong diri dari mengalami itu dengan mencarinya "di luar sana," yang persis di mana itu tidak. "Di luar sana" adalah ilusi. Dengan mengamati kerinduan itu sendiri Anda menolak untuk mengidentifikasi sebagai siapa Anda, yang merupakan cara menghilangkan kesetiaan Anda dari kepercayaan yang terpisah dari cinta. Anda dapat mulai menyadari Anda adalah Observer dari sakit, tetapi Anda tidak sakit. Anda adalah Cinta itu sendiri!


Kami Konsep Diri Menyembunyikan
The Light Of Siapa Kami Really Apakah

Karena ego selalu mencari "lebih" dalam rangka untuk memiliki konsep diri yang lebih besar, bahkan akan puas lebih banyak penderitaan, karena masih "lebih." Ego tidak peduli apa konsep-diri adalah selama karena memiliki satu.Kemudian jika bisa membuat konsep diri "lebih" dalam beberapa cara, seperti "Aku benar-benar miskin" atau "Aku sangat kaya," memperkuat satunya arti dari mengidentifikasi, meskipun palsu.
Anda bahkan mungkin memiliki pengalaman yang takut sukses atau kebahagiaan jika Anda memiliki konsep diri yang kuat "Saya pantas dihukum.Aku harus menderita. "Sukses untuk" Aku harus menderita "ego konsep diri yang sangat mengancam dan akan menolak.
Semakin banyak ego mengidentifikasi diri dengan konsep diri, semakin itu berpikir itu akan terus bertahan hidup. Ketika citra diri kita terancam kita merasa takut dan menutupinya dengan kemarahan. Kita bahkan dapat merasa terancam oleh Let Go Dan Biarkan Proses Tuhan. Ego tidak ingin Anda lakukan karena ketika Anda melakukannya, ada IS ada ego dan ego tahu itu! Itu tidak benar-benar ada. Ini hanya sebuah pemikiran yang salah bahwa Anda adalah tubuh dan terpisah dari Tuhan dan cinta.
Ketika konsep diri kita terancam, reaksi awal biasanya untuk melawan apa pun yang tampaknya menjadi sumber ancaman. Dengan menggunakan Let Go Dan Biarkan Proses Tuhan dan mengungkap keyakinan bawah sadar yang menjalankan kita, kita bisa melepaskan citra diri palsu (kotak kardus sedikit ketat kami) yang telah membatasi kita dengan identifikasi kita dengan itu.
Kami selalu memiliki pilihan untuk memberikan pentingnya dengan apa pikiran ego memberitahu kita atau tidak. Hal ini dapat obrolan di latar belakang dan tidak mengurangi Perdamaian kami dengan cara apapun, KECUALI kita mendengarkan, percaya, dan memilih untuk memberikan kesetiaan kita untuk itu.


Mengingat
Siapa Anda Really Apakah

Berikut adalah latihan untuk membantu Anda langsung mengalami perbedaan antara palsu, ego konsep diri dan Cahaya Murni bahwa Anda sebenarnya. Saya sarankan membaca semua jalan melalui pertama, kemudian memulai dari awal dan mengikuti petunjuk satu langkah pada satu waktu.

The "Amati The Observer" Latihan 

1. Duduk diam dan menonton pernapasan Anda. Memberikan izin tubuh Anda untuk bernapas dirinya sebagai Anda mengamati.Lanjutkan selama 2 atau 3 menit.
Untuk diri sendiri, keras atau dalam pikiran Anda, perlahan-lahan mengatakan "Saya _______ (nama Anda)."

Kemudian katakan, "Saya ________ (negara bagaimana Anda mengidentifikasi diri dalam mimpi fisik, seperti tukang kayu, guru, ibu, ayah, mahasiswa, un-bekerja, dll)."
Ulangi 2 pernyataan beberapa kali, perlahan-lahan. Fokus dalam hati seperti yang Anda katakan mereka.
Bagaimana Anda merasa seperti Anda katakan mereka? Terbuka dan bebas? Atau didefinisikan, dikategorikan, dan diberi label terbatas?
2. Sekarang, datang kembali untuk menonton pernapasan Anda, memberikan izin tubuh Anda untuk bernapas sendiri seperti yang Anda amati. Membawa perhatian penuh Anda ke Present Moment. Biarkan segala sesuatu dalam hidup Anda menjadi seperti itu dan hanya bersantai dan menonton tubuh Anda bernapas. Perhatikan bahwa Anda tidak perlu melakukan apa pun untuk membuatnya bernapas.Pernapasan terjadi dengan sendirinya.
Untuk saat ini, melepaskan sejarah masa lalu Anda dan spekulasi masa depan. Hanya berada di sini, sekarang. Lepaskan nama Anda dan setiap label mengidentifikasi Anda gunakan untuk diri sendiri, seperti wanita / pria, dokter, dll
Perhatikan bahwa Anda tidak tubuh atau pernafasan. Anda adalah kemampuan berbentuk Mengetahui - Kesadaran Sendiri. Anda Observer, bukan apa yang Anda amati. Lanjutkan mengamati pernapasan Anda selama 2 atau 3 menit, menyadari bahwa Anda adalah Notice-er.
Sekarang, bukannya mengalir perhatian Anda ke suatu objek, seperti tubuh atau napas, membalikkan arah perhatian dan mengamati Observer Hakikat. Anda mungkin hanya dapat memiliki perhatian istirahat Anda ada beberapa detik pada awalnya. Lanjutkan kembali ke mengamati Observer selama beberapa menit untuk mendapatkan pengalaman yang lebih dalam dari itu.
Apa yang Anda perhatikan? Kekosongan?Ekspansi? Freedom? Light?Perdamaian? Ketenangan?
Kadang-kadang ketika kita pertama kali melepaskan dan membiarkan Allah dan membawa perhatian diri sebagai Kesadaran Murni, tidak adanya obrolan stres biasa dari pikiran ego dialami sebagai kekosongan atau "apa-apa." Ketika Anda terus mengamati Observer lebih, kekosongan akan terbuka ke dalam pengalaman murni, Cinta tak terbatas yang adalah ANDA!
Juga, kadang-kadang ketika kita mengalihkan perhatian siapa diri kita sebenarnya, bahan sadar datang ke kesadaran kita sebagai pikiran mengganggu, emosi, gambar atau sensasi, sehingga mereka dapat melepaskan. Apapun Anda menyadari, biarkan saja datang dan kembali perhatian Anda untuk mengamati Observer. Sensasi mengganggu rilis pada mereka sendiri ketika kita berhenti mengidentifikasi dengan mereka. Kau bukan pikiran, emosi, gambar, atau sensasi. Anda adalah Pengamat apa pun yang datang ke dalam pemahaman Anda.
3. Ketika Anda amati Observer, lakukan "Anda" sebagai Observer tampaknya memiliki lokasi, seperti dalam tubuh Anda, atau di luar tubuh Anda? Jika demikian, melepaskan identifikasi apapun dengan lokasi atau waktu, atau dengan bentuk apapun. Just Be Here. Berikan diri Anda untuk Present Moment, hanya Menjadi Di sini sebagai Kehadiran Murni. Melepaskan dan membiarkan Allah mengungkapkan Hakikat kepada Anda.


Ikhtisar 
The Let Go Dan Biarkan Proses Tuhan 

Langkah 1 - Akui
Putuskan untuk mengakui bahwa pemikiran Anda / perspektif adalah satu-satunya penyebab penderitaan Anda.
Langkah 2 - Surrender
Putuskan untuk bersedia melepaskan kebiasaan, cara terpisah Anda berpikir yang hanya menyebabkan Anda menderita. Melepaskan dan membiarkan Allah.
Langkah 3 - Terima
Memutuskan untuk menerima perspektif Cahaya Awake dalam diri Anda yang adalah siapa Anda benar-benar berada.
Langkah 4 - Maafkan
Putuskan untuk memaafkan diri sendiri untuk semua yang Anda (sebagai pikiran ego) dibuat dengan percaya sistem pemikiran yang keliru didasarkan pada persepsi bahwa Anda terpisah dari Allah.
Melihat bahwa saudara-saudara yang bukan penyebab penderitaan Anda.Memaafkan dan membebaskan mereka dengan melepas salah persepsi Anda dari mereka.
Sumber : http://www.wellbeingalignment.com/let-go-and-let-god.html